Kamis, 13 Maret 2008

Pulau dan masih di pulau....



..Cerita tentang kembali ....

Kabar tentang rencana ke pulau , telah ku tahu seminggu sebelum perjalanan ke sana dari seorang teman ku di idefix. tanpa berpikir panjang aku langsung mengiyakan dan meniatkannya. Walau Jadwal keberangkatan sebenarnya sempat tertunda dengan alasan cuaca yang kurang baik. Akhir-akhir ini memang Makassar terus diguyur hujan dan angin kenjang, yang artinya terjadi juga peningkatan gelombang air laut dan ombak pasti akan sangat besar. Ini sempat membuatku khawatir, namun keinginan ku untuk kesana juga sangat besar . Aku tetap menulisnya dalam jadwal, bahkan beberapa kegiatan tempatku biasa berkatifitas mesti mengalah dan memajukan beberapa jadwal setelah upaya ku membujuk teman-teman . Terima kasih atas pengertian kalian.

Orang pertama yang ku kabarkan tentang rencana ke pulau tentu saja kekasih, teman, sahabat dan partner kerja terbaikku..... Tak kusebut sebagai pacar, kami telah lama sepakat memutuskan hubungan tradisional itu. Seperti dugaan, dia pun sangat antusias. Kami berdua sangat antusias. Mengapa ? karena kami pernah meninggalkan sebuah cerita di sana. Lima tahun yang lalu. Belum setahun setelah pertemuan kami. Saat dimana kami mulai berani tampil setelah cukup lama bersembunyi tentang hubungan kami, jenuh dan bosan akan komentar-komentar risih orang, kami tidak peduli lagi. Perasaan luar biasa sedang menyerang saat itu.

Dan tahun ini kami kembali lagi kesana. Setelah menempuh perjalanan yang sungguh menenangkan.

Saat pertama kali tiba, kami berjalan mengelilingi pulau. Berjalan di tepian pantai, di atas pasir putih besih, hingga setiap langkah meningggalkan jejak di belakangnya. Kaki kami terus dibasahi oleh hantaman ombak yang menepi. Sebuah kamera merekam setiap objek dan momen saat itu., pasir, laut, pinus, pecahan cangkang dan karang, buah pinus yang berhamburan di atas pasir, matahari , perahu nelayan, bahkan kayu di tepian yang telah lapuk semua menjadi sangat istimewa. Dan yang pasti tak terlewatkan adalah mengabadikan diri dalam momen indah itu.

Matahari pun akan segera pamit pada sore. Berhenti berjalan dan duduk di atas bongkahan kayu, kami lalu bercerita tentang kembali...

Kembali ke lima tahun yang lalu, tentang prosesi yang membuat kami terdampar kesana, cerita tentang teman-teman yang bersama kami dulu yang entah dimana saat ini, cerita tentang pulau ini dulunya, cerita tentang karang yang mengiris kakinya, dan lebih dari semuanya adalah bercerita kami, tentang perasaan maha dahsyat yang menyerang kami saat itu. Saat yang tak bisa terlupa, teringat setiap detilnya, tempat, waktu, rasanya...lalu dan lalu kami terus bercerita,

cerita tentang jatuh cinta..,

Cerita tentang malu-malu, cerita tentang kepura-puraan, keluguan, cerita bagaimana menyembunyikan perasaan dari teman-teman kami, dimana kami dulu duduk bersama, tentang tenda kecil yang kudatangi setiap malam untuk menemaninya dan menyuapinya untuk sekedar menghilangkan rasa sakit jahitan luka di kakinya, tentang sindiran-sindiran halus yang sering kami dapatkan dari teman-teman, dan akhirnya...

bercerita tentang satu momen perdana di antara kami, tentang sebuah sentuhan pertama, tentang menyatunya tangan dan tangan, tangan dan pipi, hingga bagaimana bibir tak kuasa pula ingin menyatu...dan akhirnya hanya dapat bersandar pada kedua pipi kami..

Terdiam dan saling menatap...semuanya seakan terulang kembali....

Apa yang kami rasa saat ini mungkin tak senilai lagi dengan lima tahun yang lalu. Sekarang, saat kami saling melihat, lebih dari setengah yang kulihat darinya dulu tak kulihat lagi saat ini, mungkin juga sebaliknya. Tapi yakin, kami masih memiliki lebih dari setengah hal yang membuat kami tetap bersama hingga saat ini. Dan setelah ini? Entahlah, semua tetap berjalan apa adanya. Mengisi hidup, mewujudkan semua ide-ide dan cita-cita yang tak tahu kapan akan terwujud. Menyusun rencana-rencana gila, bukan rencana akan sebuah masa depan yang tak henti nya orang-orang mempertanyakan itu pada kami. Belum, mungkin belum. Kami adalah pemimpi, siapapun boleh mengatakan itu. Bermimpi akan apapun, ”When we can't dream any longer we die ’. Serikat hati akan selalu ada.

“Love, the strongest and deepest element in all life, the harbinger of hope, of joy, of ecstasy; love, the defier of all laws, of all conventions; love, the freest, the most powerful moulder of human destiny. Love is free; it can dwell in no other atmosphere” (Emma Goldman).


7 February 2008

Hepy B’Day ,My lovely dear


~ 0 komentar: ~

+

Blogger templates

About Me

Foto saya
"Don't exist. Live. Get out, explore. Thrive. Challenge authority. Challenge yourself. Evolve. Change forever. It's time to be aggressive. You've started to speak your mind, now keep going with it, but not with the intention of sparking controversy or picking a germane fight. Get your gloves on, it's time for rebirth. There IS no room for the nice guys in the history books. THIS IS THE START OF A REVOLUTION. THE REVOLUTION IS YOUR LIFE. THE GOAL IS IMMORTALITY. LET'S LIVE, BABY. LET'S FEEL ALIVE AT ALL TIMES. TAKE NO PRISONERS. HOLD NO SOUL UNACCOUNTABLE, ESPECIALLY NOT YOUR OWN. IF SOMETHING DOESN'T HAPPEN, IT'S YOUR FAULT. Make this moment your reckoning. Your head has been held under water for too long and now it is time to rise up and take your first true breath. Do everything with exact calculation, nothing without meaning. Do not make careful your words, but make no excuses for what you say. Fuck em' all. Set a goal for everyday and never be tired." — Brian Krans (A Constant Suicide)

Blogroll

About


ShoutMix chat widget