Ini hari terakhir di bulan Mei, sebelum besok berlalu saya ingin mencatat tentang hal yang berkesan di bulan ini.
Beberapa minggu lalu saya mengunjungi sebuah daerah dingin di puncak yang bernama Malakaji, sebuah surga kecil yang tersembunyi dibalik daerah tandus dan kering. Merendam kaki di sungai kecil yang dingin, mencicipi strowbery dari tanamannya, mengabadikan gambar di beberapa view cantik serta segala yang sulit ditemui dalam keseharian hidup di kota. Rumah bambu yang unik juga mencuri perhatian saya, menambah satu lagi daftar mimpi yang harus diwujudkan, kelak bisa memiliki rumah seperti ini (semoga :).
Di tempat yang dingin, segala sesuatunya menjadi lebih nikmat, secangkir
kopi, makan malam yang hangat, perbincangan yang seru hingga tidur yang
lelap dibalik selimut dan pelukan hangat.
Sepulang dari tempat ini, bukan hanya tubuh yang refresh dari keseharian yang menjemukan namun perbincangan panjang malam hari bersama seorang teman baru, yang bercerita tentang pengalaman hidupnya, memperkenalkan saya pada sebuah jalan lain untuk bertahan hidup. Sampai hari ini, jalan tersebut coba untuk saya pijaki.
Jalan itu adalah lintas keberanian atas resiko. Serupa jalan pintas yang mungkin tak diketahui banyak orang, dimana kebanyakan telah merasa nyaman dalam zonanya, seperti memilih jadi pekerja abadi yang tunduk dan patuh dibawah kontrol orang lain. Ya, mungkin seperti saya juga saat ini. Jalan baru itu telah membuka sebuah pintu yang membawa energi baru atas hidup yang kadang saya tak tahu akan berarah kemana. Sejak hari itu, saya kemudian kembali berpikir, lalu sedikit demi memulai untuk merangkai petak-petak demi untuk meninggalkan kehidupan yang lama ini.
Jalan itu adalah resiko, resiko untuk menentukan pilihan beda atas arus hidup, resiko untuk berpijak atas upaya sendiri dan tentunya meminimalisasi kontrol luar atas hidup kita.
Dimanapun dengan cara apapun, resiko akan selalu ada. Kebanyakan memilih lari darinya, tapi justru itulah kekuatan yang akan terus menguji, sejauh apa kita mampu melewati keadaan sesulit apapun.
Bulan Mei, memang berisi setumpuk masalah, namun dari perjalanan yang kebetulan ini, saya bisa menemui sedikit terang, dan juga titik balik atas arah yang selama ini tak pernah bergerak ke depan. yang paling berarti pula adalah saya kembali menemui jalan, untuk tak pernah kehabisan mimpi.