Setelah sempat beranjak ke angka + 200, kini harus bergeser kembali ke posisi kritis – 50.
Secepat mesin kasir menguras habis lembaran dan koin-koin, sayangnya saya tak menghabiskannya untuk itu. Karena sayalah sebatang tiang untuk beberapa pasak yang melintang. Setumpuk kertas-kertas tagihan sekecap menguras ke angka minus.
Sekarang hanya tinggal berharap, pada dering telepon yang memberi kabar dari setumpuk berkas yang memberi kepastian. Sebelum waktu terus menggeser ke angka minus lebih besar, atau paling tidak saya bisa kembali ke titik nol.
Optimis beradu pesimis, terkadang memang hidup hanya memberikan kesempatan kita untuk terus menggali lubang. Tetapi saya senang melakukannya sendiri tanpa harus melibatkan tangan orang lain.
Sekarang hanya tinggal berharap, pada dering telepon yang memberi kabar dari setumpuk berkas yang memberi kepastian. Sebelum waktu terus menggeser ke angka minus lebih besar, atau paling tidak saya bisa kembali ke titik nol.
Optimis beradu pesimis, terkadang memang hidup hanya memberikan kesempatan kita untuk terus menggali lubang. Tetapi saya senang melakukannya sendiri tanpa harus melibatkan tangan orang lain.
~ 0 komentar: ~
Posting Komentar