Saya punya banyak cara untuk membenci kehidupan ini, saya punya setumpuk kata dan redaksi untuk memaki ketidaksukaan, kekecewaan atas jalan dan kehidupan yang terpaksa harus dijalani. Ada banyak ocehan dan kata-kata kotor untuk bisa memuaskan kemurkaan. Saya pun memiliki perangkat teknologi yang bisa menyebarkan kejenuhan ini kemana-mana tanpa peduli siapapun, suka ataupun tidak suka.
Setelah itu saya puas? Ya terkadang saya puas, saya lega. Karena itulah mungkin cara untuk bisa melampiaskannya. Saya memiliki teman, tapi sayang jika kebersamaan harus diselimuti kesedihan, iba dan keluh. Mungkin ini hanyalah bentuk sederhana untuk menghargai mereka.
Kaki dan tangan saya boleh lelah. Tetapi air mata tak pernah bisa menyembuhkan, walau tak akan habis, mulailah untuk berhenti menangis.
Saya lupa bahwa dari sekian haru hidup, ada banyak cara untuk membuat sebuah bahagia. Saya bisa meramu kata-kata indah, alunan dan lirik lagu serta senandung ceria. Perangkat tekonologi jauh lebih berguna untuk mengunduh ratusan nada yang serupa.
Saya tak sadar, bahwa ada seorang anak kecil yang selalu mencari teman bermain dan menggambar, dengan setumpuk crayon yang memberikan warna-warni. Saya memiliki, sebuah koin yang bisa diganti dengan empat permen untuk mengecap manis. Saya lupa, menemani seorang lelaki pemain piano untuk bernyanyi bersamanya dan menyiapkan sebuah panggung kecil untuk pentas kami. Saya memiliki setumpuk buku sedikit usang untuk meliarkan imajinasi. Masih ada lagi, sebuah lensa tua yang bisa menyulap daun kering menjadi momen yang indah. Lagipula, ada setumpuk rencana spektakuler yang selalu mengembalikan saya pada kehidupan sesungguhnya.
Saya tersadar, memiliki banyak hal. Materil dan inmateril tanpa perlu mengukurnya dalam sebuah standar. Mengurangi mimpi karena ada kenyataan yang lebih menggairahkan.
7 Februari 2011 (Kebahagian, hadiah untuk sang kekasih)
~ 0 komentar: ~
Posting Komentar