Dalam lelap dan memori yang mengalir mengulang dalam mimpi, deringannya menghentakkan seketika
Okh dia, kutahu sesuatu yang kan diucapkannya dan kutahu ialah pertama .selalu.
Ucapan yang menyadarkanku akan arti hari ini tepat saat detak detik kedatangannya. Tak ada lilin, tak sepotong kue, tak juga sekotak hadiah. Lalu tetes itu mengalir sendu dalam keheningan, bukan karena tak hadirnya, kerayaan serta simbol-simbolnya namun karena sunyi yang merangkul hangat dan kecupan yang menyerap dalam khayalku, menyempurnakan maknanya walau waktu yang melekat pada diri adalah dilema tak terhindarkan untuk setiap konsekuensi atasnya.
Apapun, malam ini aku bahagia...
Selayaknya bahagia yang terasa saat kemarin dan hari yang mendahuluinya. Menyelami dasar laut dan menemukan damai layaknya malam ini, juga kedamaian saat ringan melayang di permukaannya, menatap langit nan biru, dan ayunan kaki terus membawaku pada sisinya yang tak berujung melawan hempasan gelombang seiring hembusan angin yang membawanya . Dan saat biru itu tenggelam dalam gelap, berganti kilau yang saling menyambung pada rasi yang ribu bertaburan, sesekali kilaunya berjatuhan namun tak ada lagi harapan yang terbisikkan , terpenuhi oleh limpahan kenikmatannya saat itu.
Dan hari ini, kebahagiaan itu kubawa pulang dan mewujudkan harapan atas hidup yang semakin mengusir.
Dan atas semua impian ini, aku masih punya daya. Bersamamu dan kalian yang terawat dan penuh cinta di hatiku...
06 April 2009
~ 0 komentar: ~
Posting Komentar