Selasa, 27 Juli 2010

Trip to Wajo #2 - Bukit hijau yang kering



Perbukitan dengan hembusan angin dingin, jagung bakar dan tuak yang masih segar dari pohonnya adalah kenyamanan hari kedua di desa Awota-kab.Wajo. Seandainya ada koneksi internet, mungkin ini akan menjadi status terbaru saya di FB. Untung saja sinyal tak menjangkau daerah yang dikelilingi perbukitan ini, sejenak tak perlu tertanggu dengan rutinitas manusia modern yang hanya bisa memamerkan kehidupannya dijejaring sosial.

Walau berada di tengah suasana yang berharga ini, sepanjang mata memandang ada yang hal lain mengamati keadaan yang membentang di sekitarnya. Perbukitan yang layaknya dihuni oleh pemukiman, ladang perkebunan ataupun hutan rindang, berbeda disini.

Sambil menikmati tuak dan terus mengunyah jagung bakar dari tongkol yang masih muda, mulailah si Bapak tua yang menjemput kami kemarin, bercerita tentang desa ini, dan mimpi mereka yang masih tertimbun di kawasan  perkebunan sawit yang terbentang sekeliling desa. Cerita yang kembali menemukanku pada kondisi yang sama di kawasan lain, dimana sumber kehidupan dicerabut bagi kepentingan industrialisasi dan gaya hidup sebagian orang.

8000 ribu hektar, kawasan yang dikuasi perusahaan sawit milik negara ini. Begitu hijau dari kejauhan, namun tak seperti hutan yang menyimpan  banyak kehidupan, ladang hijau ini hanya menjadi petaka bagi penduduk di sekitarnya. 

Sore itu, bukalah refresing bagiku dan beberapa orang mereka yang kembali melihat cahaya yang tampak dibalik bukit. Cahaya untuk kembalinya benih leluhur pada kehidupannya semula. Puluhan tahun hilang menjadi hamparan hijau yang kering, bersama senyawa dan hara yang terpendam.

Siang semakin terik namun panas menguap bersama hembusan angin yang berkibas. Bara masih terus menyala dan mengepulkan asap. Terik siang berlalu berganti redup sore, cerita yang tak pernah habis.

Kuharap saat kembali nanti, kutemukan api yang lebih membara di sudut sana.  Lalu tumbuhlah benih baru dan akar-akar yang akan terus menjalar, menyebarkan senyawa.  Aroma dari kehidupan kembali para leluhur.

Wajo- 24 Juli 2010

~ 0 komentar: ~

+

Blogger templates

About Me

Foto saya
"Don't exist. Live. Get out, explore. Thrive. Challenge authority. Challenge yourself. Evolve. Change forever. It's time to be aggressive. You've started to speak your mind, now keep going with it, but not with the intention of sparking controversy or picking a germane fight. Get your gloves on, it's time for rebirth. There IS no room for the nice guys in the history books. THIS IS THE START OF A REVOLUTION. THE REVOLUTION IS YOUR LIFE. THE GOAL IS IMMORTALITY. LET'S LIVE, BABY. LET'S FEEL ALIVE AT ALL TIMES. TAKE NO PRISONERS. HOLD NO SOUL UNACCOUNTABLE, ESPECIALLY NOT YOUR OWN. IF SOMETHING DOESN'T HAPPEN, IT'S YOUR FAULT. Make this moment your reckoning. Your head has been held under water for too long and now it is time to rise up and take your first true breath. Do everything with exact calculation, nothing without meaning. Do not make careful your words, but make no excuses for what you say. Fuck em' all. Set a goal for everyday and never be tired." — Brian Krans (A Constant Suicide)

Blogroll

About


ShoutMix chat widget