Ini perjalanan pertama di sebuah daerah di tengah utara Sulawesi Selatan. Belum ada yang menarik selain memang ini adalah kunjungan pertamaku di di daerah nan subur, yang katanya sesubur investasi dan industri datang mengekspansi...
Belum banyak cerita dan tidak ada view yang menyegarkan mata dalam perjalanan malam hari yang penuh ketengangan. Di lintasan cepat dan laju kendaraan super, seperti umumnya perjalanan lintas daerah, saya hanya bisa kagum dengan si Pak supir. Entah mendapat indra ke enam dari mana, begitu gesit mengendalikan perjalanan saat penumpangnya hanya bisa kelehahan duduk dan tidur seenak hati.
"saya barusan bawa mobil dari mamuju, tiga hari ini belum ada istirahat cuma tidur tiga jam, makanya sedikit mengantuk"
Tidak lama sesudah itu, kendaraan truk melintas dan nyaris menyambar mobil yang kami kendarai, suasana jadi tambah tegang tapi sedikit membuat pak supirnya kembali melek..huh..
Tegang, jalan sempit dan rusak, gelap dan sunyi dan tempat yang dituju tak juga terlihat tanda-tandanya, yah sudahlah namanya perjalanan. Apapun yang terjadi nantinya, siap-siap saja. Sugesti diri jadi penenang instan..
...
Cukup lama, terlihatlah Si Bapak tua di pinggiran jalan. Tak ada nama jalan ataupun bangunan penanda, hanya hamparan sawah di sekitarnya, si bapaklah satu-satunya penanda bahwa kami telah tiba, walau dia harus rela menunggu lama..
Walau hanya duduk berjam-jam tapi seolah tak ada daya lagi, merebah..menunggu pagi di sini, pagi yang tak akan pernah sama sinarnya di balik bangunan kota yang penuh suntuk...
...
Awota-Wajo, 23 Juli 2010