LUNAR SEA


For the Lunar sea see the river moon
And you got it
Match the finest words to the greatest tune
And you bought it
See me cross in style
Walk the longest mile in a minute
Where do drifters go?
Wonder if they know there’s no limit
At the rainbows end
Find a perfect friend say you’re sorry
Make me dream at night
Break my heart on sight don’t you worry
Swept the sounds of love from the skies above
And I knew it
Swim the seas of blue just to drown in you
And I blew it

You hear it, the shiver in spine don’t come near it
I love it, you soar and you cry rise above it
Got my lunar sea for you’re river moon
If you let it
Match my finest words to your greatest tune
Won’t forget it

You hear it, the shiver in spine don’t come near it
I love it, you soar and you cry rise above it
Fly by lunar sea lullaby

Latest Post

Sebuah impian, dan tetap impian


Sebuah impian, dan tetap impian



Tunjukan saya alasan, mengapa hidup ini harus dilanjutkan?
>message-uv :Sebuah podok mungil di desa sejuk, hamparan rumput dan taman bunga di pekarangan, pagi hari hari saat kita bermain bersama si kecil dan malam yang hangat di sofa tengah

***


“PASRAH” jangan sebut ...Tuhan pasti akan menamparmu


“PASRAH” jangan sebut ...Tuhan pasti akan menamparmu



Permainan dalangdalang baru saja kembali menjerat, hanya sebagian dari apa yang telah dan masih akan terjadi. Namun Rutinitas kembali mengulang siklus dalam realitas. Segala aksi, reaksi, kecaman, tuntutan, permohonan, doa, dan juga diam kini terurai kembali dalam daur kepatuhan. Yang menang tetap menang, semua kembali diam seolah tak merasakan apa-apa. Semuanya kembali damai, Damai seperti yang diinginkan semua manusia.

Inikah kedamaian? Dengan semua keterpurukan yang seakan abadi, Saling berdiam dan teralienasi dari kehidupan, Ya, inilah kedamian. Kedamaian yang mereka inginkan
Tapi coba buka dan kita akan menemukan kepasrahan
PASRAH….PASRAH…Pasrah…pasrah
“Terimalah semua ini”, tidakkah kita mendengar suara itu?

***
Kulihat jalan , kendaraan terus berlalu lalang, Orang-orang terus melangkah, gerak yang sama, masih terburuburu, jangan harap sapa , terus berjalan karena waktu bukan lagi untuk yang tak menghasilkan laba. Kerja, kerja dan terus bekerja dan hei kamu yang tak bekerja berhentilah menjadi sampah. Tak sulit karena kau tinggal menundukkan kepala dan lakukan apapun yang sang boss inginkan, kehidupanmu akan laku terjual.
Buku-buku terus terjual, cetak para filsuf dan pemikirpemikir besar dari beratus-ratus tahun lalu tapi hingga kini tak sedikitpun termanifestasikan, hanya menjadi kutipan pada debatdebat dan onani para intelektual, atau menjadi contekan soalsoal ujian di setiap institusi pendidikan(pendidikan?) yang hanya menjadi pabrik pencetak budakbudak dan pengemispengemis baru.
Geraigerai terus terbuka, lebar, ada yang tertutup kaca namun pajangan keinginan masih tampak jelas dipandang walaupun dari jauh. Heran, semuanya tetap ramai , daya hipnotis apa yang digunakannya? giringan manusia terus berlalu lalang di saat sebagian besar hanya bisa menelan ludah , mengenyangkan diri dalam khayalan saat pandangan tak pernah terlepaskan dari reklamereklame yang terus mencemari dan memaksa mereka menghabiskan hidup di sepanjang trotoar jalan, mengalah pada terik matahari, karena panasnya tak seberapa lagi dibanding reaksi tubuh jika harus menahan lapar, dan keberlanjutan nafas orang –orang tersayang, tak ada harapan selain matahari segera menenggelam dan hari segera berakhir, entah apalagi esok. Tetap saja “jual” apapun itu atau terpaksa harus “meminta”. Dibalik kaca mobil mereka dipandangi, meringis seperti melihat sampah yang harus segera disingkirkan atas nama sebuah kebersihan dan keteraturan oleh desakan sebuah kemunduruan hidup yang bernama “pembangunan” .
Tapi mereka, dibalik kaca itu tak sedikitpun bisa dipandangi. Kelimpahan telah mengurung pada kenyamanan dan kesejukan, tubuhnya telah bermutasi sangat peka dan sensitif hanya untuk sekedar dilihat. tapi tidak, lihatlah ! bukankah itu mereka, wajahnya yang kita saksikan pada setiap sekian meter jalan, lihat senyumnya, penipupenipu unggul bak dewa penyelamat ‘percayalah padaku..hanya aku” semua mengagungkannya. Dengan sloganslogan kolot dan menjijikan, merayu, merangkul dan setelah itu?dan betapa suburnya para cecungukcecunguk yang melacurkan dirinya. Bullshit, ffuuuikkhh…demi apapun, sumpah mati aku tak akan mengghambakan diri pada manusia manusia bodoh itu. Huh semoga!!

Mungkin terlalu jauh memikirkan realitas tersulap menjadi kehidupan. Aku hanya merindukan impianimpian terkecil yang mungkin adanya.
Bukan kedamaian, namun keindahan : seperti batubatu melayang melempari para anjinganjing berseragam tak berotak, yang dirantai oleh kekuasaan dan indahnya kepuasaan yang ditimbulkan dari darahdarah yang mengalir dari kepala mereka. Disetiap sudut orangorang terus berteriak “kami tidak butuh kalian ‘dan rodaroda kendaraan membisu dan terjebak dalam himpitan kemacetan, hingga perputaran mata uang menjadi tak berdaya dan mukjizat ketidakpercayaan terlintas dari keluhankeluhan dan cacian dalam himpitan tersebut. Atau di setiap sudut kota pun dipenuhi cahaya dan kilauan oleh ledakanledakan dari dalam pusatpusat perbelanjaan, trolytroly akhirnya menghirup kebebasannya saat orangorang membawanya keluar dan mengisinya dengan tumpukan kebutuhan yang akhirnya terlampiaskan. Para bos tak lagi kuasa, oleh buruhburuh yang terus melanjutkan tidurnya yang nyenyak. .lalu dan lalu dan akhirnya hei… hei..hei bangun kau terlalu bermimpi..

Hidup hanya sebatas impian, apakah semua akan terwujud jika keadaan ini terus termapankan? Apakah aku akan tetap menolak kalah? Dalam keadaan yang terus menstimulus kejiwaan menjadi tak terkontrol. Di saat yang sama dalam ruang dimana otonomi temporal dan impian terkecil terwujudkan, pun kian meredup. Bukan hitam yang menggantikan merah, bukan pula merah menggantikan hitam. Kedua warnanya memudar, ataupun hanya terabadikan dalam sloganslogan dan simbolsimbol, dan mengapa harus menyukai kedua warna itu. karena kritikkritik pun tak menemukan negasinya.
hanya satu alasan mengapa hidup kita harus dikontrol oleh sebagian orang....

Oh, impian tolong semangati aku lagi……

Inikah dialektik?


Inikah dialektik?



Hidup…hidup terlalu cepat berubah…Kemarin aku mengangis tersedu…sedu…Kemudian aku terdiam kaku….
Kini aku tersenyum lebar…
Dan esok…
Oh..jangan bilang kalau aku akan tertawa terbahak-bahak…

Mitosis


Mitosis

Malam kau sapa dengan ramah, pagi kau bangun ku dengan cantik..
Tapi Mengapa kutakut?
jangan membuatku bermitosis
Dan , aku akan kehilangan sebagian dari diriku
Huh…mengapa masih saja aku peduli…?



Rabu, 02 Juli 2008

Sehabis magrib saatnya pertemuan di rumah orange.

Lima meter melangkah dari rumah…
“mau kemana de’?”. suara seorang lelaki menyapa di atas motor saat kulintasi.
Berpaling sejenak aku terus berjalan.

Sekian meter dari tempat tadi..
”mau diantar keluar?” terdengar suara dari atas mobil,
kali aku tak berpaling, terus berjalan.
Uhmm…Pikiranku mulai bingung…”????????”

Turun dari pete2 dan harus berjalan lagi…
“ de’ tau wartel dekat sini?” seorang lakilaki bertanya
“ tu sana yang ada plangnya” aku menjawab dengan seperlunya
‘bisa antar saya kesana?” dia bertanya lagi dengan sangat ramah…
“Konyol “jawaban di kepalaku, tanpa berucap apaapa tak kuacuhkan dan terus berjalan.

Sampai di rumah orange…
tanpa menyapa teman yang sedang duduk disana. Aku langsung masuk di sebuah kamar, dan menatap diri pada kaca lemari tua…

Kucari.. ehmm masih sedikit bingung…lalu

“Hei…Coba perhatikan penampilanku, ada yang aneh? “Tanyaku pada seorang teman

Mengerutkan dahi sambil menggellenggeleng kepala
“tak ada” jawabnya singkat

“shit,,seandainya saya terima saja salah satu tawaran itu, bisa hemat ongkos transport yang kian melejit karena bbm naik…..”

Sesaat kemudian… berpikir :
Mengapa ya, pengalaman yang aku alami tadi tak lepas dari tendesi, maksud tersembunyi seperti pepatah tua “ada udang dibalik batu’ ?
Mengapa ya, kita tak berada dalan kondisi sosial dimana setiap orang tulus menawarkan tumpangan kepada saja yang sedang melintas di jalan?

Mengapa ya?

Seandainya saja demikian, paling tidak saya tak perlu repot bingung dan menduga curiga termasuk mengidentikkan diri pada halhal yang buruk…huh…
Seandainya saja…

(27 juni08)

+

Blogger templates

About Me

Foto saya
"Don't exist. Live. Get out, explore. Thrive. Challenge authority. Challenge yourself. Evolve. Change forever. It's time to be aggressive. You've started to speak your mind, now keep going with it, but not with the intention of sparking controversy or picking a germane fight. Get your gloves on, it's time for rebirth. There IS no room for the nice guys in the history books. THIS IS THE START OF A REVOLUTION. THE REVOLUTION IS YOUR LIFE. THE GOAL IS IMMORTALITY. LET'S LIVE, BABY. LET'S FEEL ALIVE AT ALL TIMES. TAKE NO PRISONERS. HOLD NO SOUL UNACCOUNTABLE, ESPECIALLY NOT YOUR OWN. IF SOMETHING DOESN'T HAPPEN, IT'S YOUR FAULT. Make this moment your reckoning. Your head has been held under water for too long and now it is time to rise up and take your first true breath. Do everything with exact calculation, nothing without meaning. Do not make careful your words, but make no excuses for what you say. Fuck em' all. Set a goal for everyday and never be tired." — Brian Krans (A Constant Suicide)

Blogroll

About


ShoutMix chat widget